Statistik ekspor impor Indonesia di 2018 dengan negara-negara RCEP

Sedikit statistik tentang RCEP. Untuk menghubung-hubungkan dengan Global Value Chain, saya akan menggunakna klasifikasi Stage of Production (SoP) dari UNCTAD. Klasifikasinya antara lain:

productcode isgroup nomenclaturecode grouptype productdescription notes
27 UNCTAD-SoP1 Yes H0 Stages-Of-Processing Raw materials
28 UNCTAD-SoP2 Yes H0 Stages-Of-Processing Intermediate goods
29 UNCTAD-SoP3 Yes H0 Stages-Of-Processing Consumer goods
30 UNCTAD-SoP4 Yes H0 Stages-Of-Processing Capital goods

Statistiknya sebagai berikut:

Trade Value All goods Raw materials intermediate goods Consumption goods Capital Goods
0 export RCEP $101,578,213.46 $29,583,083.81 $28,876,371.04 $32,692,137.50 $10,003,962.16
1 export World $180,215,034.44 $45,863,376.29 $49,419,462.61 $68,578,923.17 $15,547,001.92
2 import RCEP $125,215,957.00 $7,859,326.12 $40,495,720.49 $33,166,747.09 $42,937,992.48
3 import World $188,711,171.62 $24,893,192.22 $61,575,534.29 $44,976,972.35 $56,497,488.96

Saya membandingkan juga dengan total perdagangan Indonesia dengan dunia. Ada RCEP countries di World jadi tentu saja angka-angkanya lebih banyak. Jadi World-nya tidak saya kurangkan dengan RCEP. World itu total ekspor impor Indonesia. Oh ya, data-data ini berdasarkan statistik perdagangan tahun 2018 yang dikumpulkan oleh World Bank.

Sepertinya saya sudah pernah menulis pentingnya peran impor bagi produksi Indonesia karena sebagian besar impor Indonesia adalah produk-produk penunjuang produksi. Hal ini terefleksi juga di perdagangan Indonesia di tahun 2018 ini, di mana Consumption goods hanya sekitar 23% dari total Impor Indonesia, yaitu

23.83376244573637 %

yang sebenernya agak penurunan.

Sedangkan untuk ekspor, klasifikasi yang paling tinggi adalah barang konsumsi. Kita impor barang kebutuhan industri, dan mengekspor barang konsumsi. Sesuatu yang sebenarnya baik dan menghadirkan nilai tambah. Jadi agak aneh sebenarnya kalau pemerintah begitu anti dengan impor, karena tanpa impor, agak sulit untuk mempertahankan performa ekspor kita.

Tapi tentu saja dalam konteks RCEP, yang paling penting adalah seberapa penting ekonomi negara-negara RCEP bagi Indonesia, bik secara ekspor maupun impor. Hal ini dapat terefleksikan dari tabel di bawah ini.

importance All goods Raw materials intermediate goods Consumption goods Capital Goods
0 export 0.563650 0.645026 0.584312 0.476708 0.643466
1 import 0.663532 0.315722 0.657659 0.737416 0.759998

Dapat dilihat bahwa hubungan Indonesia terhadap negara-negara RCEP begitu erat, bahkan sebelum RCEP diberlakukan. Hal ini utamanya adalah di impor. Indonesia mengimpor sangat banyak barang konsumsi dan kapital dari negara-negara RCEP. Untuk Raw materials, sepertinya wajar ya karena barang-barang agrikultur seperti kedelai, gula, dan gandum diimpor dari negara-negara maju. Sementara itu untuk ekspor, peran RCEP agak lebih lemah, terutama untuk produk konsumsi. Produk konsumsi memang banyak lari ke negara maju, yang duitnya juga lebih banyak. Inilah pentingnya GSP Indonesia diperpanjang oleh Amerika Serikat.

Sekian postingan kali ini. Cuma mau update sedikit statistik tentang RCEP. Kalo soal bagus dan jeleknya sepertinya sudah banyak yang update. bye.

Krisna Gupta
Krisna Gupta
Dosen

Dosen di Politeknik APP Jakarta. Juga mengajar di Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Associate researcher di Center for Indonesian Policy Studies. Fokus penelitian tentang dampak kebijakan perdagangan dan investasi terhadap ekonomi Indonesia, terutama sektor manufaktur.

comments powered by Disqus

Terkait